
Sertifikasi Akreditasi

Ini adalah kategori untuk Artikel sekolah SMP Negeri 1 Karanganyar

Sumber: poskita.co
9 Juli 2020
Oleh: Suprapti, S.Pd
Guru SMP Negeri 1 Karanganyar
Bulan Juli identik dengan bulan masuk sekolah. Bulan tahun ajaran baru. Namun, Juli tahun ini berbeda dengan tahun yang lalu. Tahun ini pandemi virus corona masih mengepung jagad raya.
Saat ini kita semua masih menunggu informasi perkembangan penyebaran virus corona.
Sejak adanya pandemi virus corona dan sejak tanggal 16 Maret 2020 bahwa anak-anak dinyatakan belajar di rumah saja, kita masih terus bertanya-tanya sampai kapan ini berakhir? Hari ini pun belum ada jawaban apakah para siswa masih terus melanjutkan proses belajar di rumah? Boleh masuk sekolah seperti sebelum ada pandemi tetapi dengan protokol kesehatan yang superketat, atau masih terus menunggu perkembangan hingga tahun 2021.
Informasi yang disampaikan melalui RRI hari Rabu tanggal 8 Juli 2020 Mendikbud Nadiem Makarin, akan memulai tahun ajaran baru sekolah bulan Juli 2020. Namun, hal ini antara satu daerah dengan daerah yang lain berbeda pelaksaannya. Beberapa sumber menyebutkan, bahwa daerah zona hijau dan biru kemungkinan sudah dapat menjalankan kegiatan lagi dalam kebiasaan baru, istilah lainnya tatanan baru (the new normal), normal baru. Sedangkan, zona kuning dan merah kemungkinan masih tetap harus belajar di rumah.
Memang tahun ajaran kali ini cukup membingungkan kita semua. Di samping masih ada pandemi virus corona juga belum ada kepastian tanggal masuk sekolah terkait perkembangan penyebaran virus corona.
Kita hanya bisa menunggu covid-19 segera berlalu dan juga menunggu keputusan –keputusan penting dari pemerintah terkait protokol pembelajaran di sekolah.
Masalahnya sekarang sudah siapkah kita selaku orang tua melepas anak kita untuk masuk sekolah di saat pandemi belum berakhir? Apakah yang perlu kita siapkan sebagai orang tua untuk mengantarkan anak masuk sekolah dengan kebiasaan baru?
Meskipun rasa khawatir masih ada, kita sebagai orang tua tetap harus mempersiapkan anak kita untuk menyambut tahun ajaran baru dengan baik. Lantas apa saja yang harus kita persiapkan untuk menyambut tahun ajaran baru saat pandemi belum berakhir?
Berikut beberapa hal yang perlu kita persiapkan, yang penulis rangkum dari beberapa sumber yang pertama, kita harus memberi penjelasan tentang new normal pada anak kita. New normal adalah kondisi di mana aktivitas tetap berlangsung seperti biasa termasuk sekolah, namun, bukan berarti virus corona sudah mereda. Kita jelaskan agar anak tetap waspada di mana pun dia berada. Kita juga harus memberi gambaran mengenai lingkungan barunya tersebut.
Yang kedua, kita perlu mengingatkan bahaya virus corona. Hal ini penting agar anak tetap waspada dengan lingkungan barunya, sehingga dia tidak jajan sembarangan dan selalu menjaga diri dari hal-hal yang membahayakannya.
Berikutnya yang ketiga, kita wajib mengajari dan membiasakan anak dengan protokol kesehatan. Hal ini penting agar anak mentaati protokol kesehatan antara lain: memakai masker kain, membawa hand sanitizer, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dengan teman, menghindari bersalaman dengan semua warga sekolah, usahakan menjauhi kontak dengan orang di lingkungan sekolah yang sedang flu, membawakan anak bekal, dan tidak berbagi makanan dan minuman dengan teman dalam wadah yang sama.
Keempat, kita harus melatih kedisiplinan anak. Hal ini penting karena anak sudah cukup lama libur atau belajar di rumah sehingga kita perlu melatih anak agar disiplin mulai dari jam tidur jangan terlalu larut malam, bangun pagi segera sholat subuh tepat waktu, sarapan pagi, dan meyiapkan keperluan sekolah, dan sebagainya.
Kelima, kita tidak seharusnya terlalu cemas, tetap santai tapi tetap waspada. Hal ini penting, karena cemas yang berlihan hanya akan membuat anak tidak nyaman, dan malah kemungkinananak akan tertular rasa cemas dari kita.
Selanjutnya persiapan yang tidak kalah penting adalah kita perlu mempersiapkan uang. Hal ini penting untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan sekolah seperti uang pendaftaran ulang, uang seragam sekolah, uang gedung, uang SPP, dll.
Berikutnya, kita juga harus menyiapkan uang khusus untuk kuota internet. Hal ini penting, menginngat banyak tugas sekolah melalui daring, seperti vidio pembelajaran yang harus diunduh, harus streaming acara TV, upload tugas atau sekedar menonton youtobe.
Kedelapan,kita harus mengecek perlengkapan sekolah anak. Hal ini penting,untuk kemajuan anak, cek and ricek masker cadangan, hand sanitizer, sarung tangan, atau membeli face shield.
Kesembilan, kita harus selalu memperhatikan asupan gizi anak. Hal ini penting, karena gizi yang terpenuhi dan nutrisi yang telah tercukupi akan meningkatkan daya imunitas anak menjadi lebih kuat. Dan kita pastikan tetap bawakan bekal ke sekolah agar lebih praktis, aman dan tentunya higienis serta yang paling utama tidak mengandung penyedap makanan, pengawet, pewarna, pengenyal, pemanis makanan yang berbahaya bagi kesehatan.
Selanjutnya percayakan kepada anak, bahwa dia akan mampu bertindak sesuai yang kita harapkan. Dan alangkah baiknya kita menjalin komunikasi dengan warga sekolah seperti kepala sekolah, guru bimbingan konseling, atau lebih khusus lagi dengan wali kelas untuk melihat perkembangan anak di sekolah sekaligus menanyakan adakah kesulitan yang dihadapi anak di lingkungan barunya itu.
Demikian, beberapa hal perlu kita persiapkan untuk menyambut tahun ajaran baru yang penulis rangkum dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat. Selamat menyambut tahun ajaran baru. Semoga aman, lancar, sehat dan penulis berharap akan lahir generasi muda yang tangguh, tanggap, dan cerdas serta siap menghadapi tantangan dengan aneka solusi yang kreatif dan mandiri.
Editor: cosmas
Sumber: poskita.co
Sumber: poskita.co
23 Maret 2020, Mascos
Oleh: Suprapti, S.Pd
SMP Negeri 1 Karanganyar
Kasus ABC bunuh bocah di Sawah Besar, Jakarta Pusat, terus menjadi perbincangan. Kini diketahui pelaku ternyata sering menggendong korbannya saat masih bayi. Miris, sedih, prihatin dan entah perasaan apalagi terasa di dada ini. Yang pasti sangat mengerikan dan mengiris hati. Mengapa terjadi degradasi moral pada remaja?
Banyak fakta tentang remaja yang tunakarakter, remaja yang mengalami degradasi moral, di antaranya hasil survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN) di Jabotabek bahwa 51 dari 100 orang remaja perempuan tidak perawan lagi, rentang usia remaja yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah antara 13-18 tahun.
Degradasi moral merupakan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Sekarang ini karakter remaja mengalami kemerosotan, hancur atau ambyar istilah gaul remaja. Berbagai berita tentang remaja baik melalui media cetak maupun media elektronik memberikan gambaran bahwa karakter remaja di Indonesia semakin merosot dan mengkhawatirkan.
Kita sering melihat fenomena yang membuat prihatin akhir-akhir ini seperti, tawuran pelajar, pergaulan bebas, pornografi yang tidak terbendung, pacaran, membolos sekolah, kecanduan estasy dll. Ada apa ini?
Pengaruh budaya asing merupakan salah satu penyebab degradasi moral remaja. Dewasa ini dunia ada di genggaman tangan sehingga budaya asing leluasa masuk lewat internet, handphone, televisi, dan lainnya begitu cepat. Budaya itu akan membawa dampak positif maupun negatif.
Faktor berikutnya, yang memengaruhi degradasi moral remaja menurut Adi Karyanto adalah proses sosial, hal ini disampaikan oleh James W. Van der Zanden bahwa penyimpangan sosial merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai suatu hal tercela dan di luar batas tolerasi. Sebagai contoh retaknya sebuah rumah tangga yang menjadikan seorang anak tidak mengenal disiplin dan sopan santun, hal ini karena orang tua merupakan agen sosial yang tidak memberikan contoh panutan yang baik.
Faktor perhatian dari orang tua merupakan hal yang sangat mempengaruhi karakter remaja. Orang tua harus memberikan kasih sayang, pengawasan dengan siapa anak berteman dan melakukan kegiatan apa, di mana, ada komunikasi yang sehat, sehingga anak tidak mencari kebahagiaaan di luar rumah yang bertentangan dengan ajaran agama.
Lantas, bagaimana cara kita untuk memperbaiki karakter remaja yang hancur itu?
Para remaja hendaknya pandai memilah dan memilih teman akrab, selektif. Karena salah bergaul remaja bisa salah langkah. Pergaulan akan memengaruhi etika, moral, dan akhlak. Apabila seseorang bergaul dengan teman baik perilakunya, maka akan timbul kepribadian yang baik. Begitu juga sebaliknya, apabila seseorang bergaul dengan teman yang buruk perilakunya dan di lingkungan yang tidak baik, maka akan timbul kepribadian yang tidak baik juga.
Remaja harusnya memperluas wawasan dan pengetahuannya. Hal ini sangat berguna untuk menyaring segalan pengaruh buruk dari lingkungan dan kemajuan teknologi seperti televisi, dan media sosial lainnya. Pengetahuan ini akan membentengi diri dari pengaruh buruk dan sebagai filter dalam kehidupannya.
Sebaiknya, para remaja meningkatkan iman dan takwa. Remaja yang kadar keimanannya kuat akan merasa dekat dengan Allah, merasa selalu diawasi oleh Sang Maha Mengawasi, sehingga perilakunya akan terjaga sepanjang hari karena merasa selalu dimonitor di mana pun mereka berada.
Peran orang tua juga sangat besar, seharusnya orang tua dapat dijadikan suri teladan dalam kehidupan remaja. Orang tua harus mengenalkan ajaran agama sejak dini, mengajaknya sholat berjamaah, memastikan untuk bisa ngaji bersama setelah sholat mahgrib, memberi perhatian dan kasih sayang, dan membimbingnya saat anak mempunyai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaiknya ada penegakan hukum atau sanksi. Ketegasan dalam penerapan sanksi kepada remaja yang melakukan tindakan yang melanggar aturan dapat menjadi shock terapi bagi para remaja dan diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelakunya. Sanksi ini dapat diterapkan mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan kepolisian, serta lembaga penegak hukum lainnya.
Akhirnya, yang tidak kalah penting adalah pendidikan karakter. Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:623) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Karakter merupakan nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang mampu membuat suatu keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.
Ratna Kutha (2014:32) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan proses pembentukan kepribadian, kejiwaan, dan psike, sekaligus hubungan seimbang dengan struktur kejasmanian, dalam rangka mengantisipasi berbagai pengaruh luar yang bersifat negatif. Pengertian pendidikan secara luas adalah melindungi diri sendiri, membentuk kepribadian mandiri, yang di dasarkan atas keyakinan tertentu baik yang bersifat individu maupun kelompok, dan dengan sendirinya bangsa dan negara. Begitu pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki karakter yang sakit.
Jadi, memang kita sebagai siapa pun harus senantiasa peduli dengan masalah remaja, siap untuk menjadi sahabat, siap menjadi pendengar, dan mampu memberikan solusi setiap remaja mendapat masalah. Dengan demikian remaja tidak lagi mencari kebahagiaan di luar. Semoga tidak ada lagi berita yang mengiris hati tentang remaja. Semoga remaja kita ke depan menjadi generasi emas yang tangguh, bermartabat, tanggap, cerdas, berakhlak, dan siap menerima tampuk kepemimpinan menuju bangsa yang madani. Semoga
Editor: Cosmas
Sumber poskita.co
Sejarah OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan organisasi yang hampir pasti dimiliki setiap sekolah di Indonesia. OSIS merupakan wadah bagi siswa untuk belajar dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berorganisasi. Sebagian dari kita pasti pernah atau sedang tergabung dalam organisasi yang satu ini. Kegiatan sewaktu OSIS dulu pasti memberikan kenangan yang membekas bagi para anggotanya. Banyak hal yang dialami dan dapat dipelajari dari mengikuti OSIS di sekolah. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang sejarah OSIS di Indonesia serta fungsi dan perangkatnya dalam tatanan pendidikan negara.
Sebelum adanya OSIS, sudah terdapat beberapa jenis organisasi di sekolah di tingkat SMP dan SMA. Organisasi ini memiliki banyak bentuk yang berbeda baik yang bersifat internal atau eksternal. Organisasi internal artinya organisasi ini hanya dikhususkan bagi siswa di sekolah tersebut. Sementara organisasi eksternal berarti anggotanya berasal tidak hanya dari sekolah tersebut. Masalah timbul untuk jenis organisasi eksternal ini.
Pada masa itu, sebagian organisasi eksternal ini memiliki muatan politis dimana kendali terhadap organisasi tidak berada di dalam sekolah, melainkan oleh pihak lain di luar sekolah. Hal ini menyebabkan adanya loyalitas ganda bagi anggotanya. Anggota organisasi yang juga murid dari suatu sekolah pasti akan memiliki dua aturan yang harus diikuti, yakni aturan resmi sekolah dan aturan dari organisasi luar sekolah. Kondisi ini memilki risiko dimana adanya pihak pihak yang mungkin saja memanfaatkan masa siswa sekolah untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
Di periode tahun 1970 – 1972, para pemimpin organisasi siswa mulai sadar dan peduli untuk memupuk persatuan di antara siswa sambil menghindari kemungkinan konflik antar murid di dalam sekolah atau antar murid di sekolah berbeda. Dengan semangat pembinaan dan pengembangan generasi muda, kemudian dibentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disingkat OSIS. OSIS telah menjadi bagian dalam sejarah negara Indonesia.
OSIS didefinisikan sebagai satu satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah, dimana setiap sekolah memiliki kewajiban untuk membentuk OSIS masing masing. OSIS di suatu sekolah haruslah tidak memiliki hubungan secara organisasi dengan OSIS di sekolah lain atau organisasi eksternal lain di luar sekolah. Di awal pembentukannya, OSIS memiliki tujuan sebagai sarana pemerintah untuk membina para siswa agar menjadi penerus perjuangan bangsa. OSIS merupakan salah satu cara pembinaan siswa yang digelar secara nasional. Pemerintah mencanangkan 4 Jalur Pembinaan Kesiswaan pada saat itu, yang terdiri dari:
Sebagai organisasi kesiswaan, OSIS memiliki tujuan pokok awal sebagai berikut:
Dapat kita lihat bahwa semangat pembangunan OSIS adalah untuk membina para siswa di tingkat SMP dan SMA agar memiliki berbagai kemampuan yang nantinya bisa menjadi bekal yang cukup untuk meneruskan tampuk kepemimpinan di negara Indonesia. Dengan adanya OSIS, diharapkan siswa bisa melakukan lebih banyak kegiatan positif di dalam sekolah dan terhindar dari pengaruh negatif yang terjadi baik saat itu maupun di zaman modern ini.
Sebagai satu satunya organisasi yang ada di sekolah, OSIS tentunya memiliki fungsi tersendiri. Fungsi OSIS dapat dijabarkan ke tiga poin sebagai berikut:
1. OSIS Sebagai Wadah
Dalam fungsi ini, OSIS berperan sebagai satu satunya wadah kegiatan siswa di sekolah. OSIS hadir untuk bersama kegiatan jalur pembinaan lain di sekolah, seperti kegiatan latihan kepemimpinan, ekstrakulikuler, maupun aktivitas wiyata mandala. OSIS dan kegiatan pembinaan ini berfungsi untuk mendukung tercapainya target pembinaan siswa di sekolah.
2. OSIS Sebagai Pendorong
OSIS disini berperan sebagai motivator bagi para anggotanya dan siswa lainnya di lingkup sekolah. OSIS berfungsi sebagai pendorong semangat dan inisiatif siswa untuk berbuat positif dan bergerak bersama sama untuk mencapai suatu tujuan. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di dalam OSIS yang nantinya dapat menjadi sarana untuk mendorong siswa bekerjasama dalam organisasi.
3. OSIS Sebagai Pencegah
OSIS berfungsi sebagai lembaga pencegah pengaruh negatif baik dari internal maupun eksternal sekolah. OSIS harus memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menggerakkan anggotanya untuk bersama sama mencegah adanya kegiatan negatif yang di lakukan siswa. OSIS harus mampu beradaptasi dengan lingkungan eksternal sehingga bisa berpartisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan seperti kenakalan remaja, penyimpangan remaja dan banyak lainnya.
Fungsi ini erat kaitannya dengan fungsi pendorong pada poin sebelumnya. Kemampuan OSIS untuk mendorong anggota dan siswa di sekolah untuk berbuat positif juga harus dibarengi dengan kemampuannya dalam mencegah berkembangnya ide atau pemikiran negatif yang dapat merusak kehidupan siswa di sekolah.
Ketiga fungsi OSIS ini juga menjadi karakteristik OSIS sebagai organisasi sekolah yang digerakan oleh siswa. OSIS memiliki corak yang khas sebagai organisasi anak muda yang orientasinya adalah pembinaan anak muda lainnya dalam lingkup sekolah.
Sebagaimana organisasi pada umumnya, OSIS juga memiliki perangkat sendiri dengan bentuk dan fungsinya masing masing. Berikut adalah perangkat OSIS beserta fungsi yang diembannya:
1. Pembina OSIS
Pembina OSIS terdiri dari tiga unsur, yakni Kepala Sekolah sebagai Ketua, Wakil Kepala Sekolah sebagai Wakil Ketua dan Guru sebagai anggota. Jumlah pembina guru ini bervariasi namun sedikitnya harus ada 5 orang guru yang menjadi pembina OSIS dan bergantian setiap tahun ajaran sekolah. Secara umum, pembina OSIS memiliki tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan OSIS di sekolahnya.
Pembina OSIS juga aktif memberi masukan kepada perwakilan kelas dan pengurus OSIS. Pembina OSIS adalah perangkat yang mengesahkan anggota perwakilan kelas dan pengurus OSIS. Proses pengesahan dan pelantikan ini menggunakan Surat Keputusan Kepala Sekolah. Tugas lain dari pembina OSIS adalah mengikuti rapat OSIS dan melakukan evaluasi terhadap kinerja OSIS
2. Perwakilan Kelas
Perwakilan kelas adalah 2 orang siswa dari setiap kelas yang memiliki tugas khusus dalam pembentukan OSIS. Tugas dari perwakilan kelas dalam perangkat OSIS termasuk mengajukan ide kegiatan atau program kerja OSIS, mencalonkan pengurus OSIS berdasarkan rapat kelas dan memilih pengurus OSIS. Perwakilan kelas juga akan menilai laporan pertanggung jawaban (LPJ) pengurus OSIS di akhir masa jawabatannya. Selain itu, perwakilan kelas juga akan aktif terlibat dalam penyusunan Anggaran Rumah Tangga OSIS. Perwakilan kelas harus aktif mengikuti rapat perwakilan kelas untuk mewakili kelasnya masing masing
3. Pengurus OSIS
Pengurus OSIS adalah perangkat OSIS ketiga yang aktif menjalankan fungsi dan tujuan OSIS. Secara umum, pengurus OSIS memiliki kewajiban untuk membuat dan menjalankan program kerja sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS yang telah disepakati di awal kepengurusan. Pengurus OSIS wajib menjunjung nama baik dan kehormatan sekolah. Inilah sebabnya terdapat banyak syarat untuk bisa menjadi seorang pengurus OSIS.
Syarat untuk menjadi pengurus OSIS termasuk beriman, memilki budi pekerti & sopan santun, berbakat sebagai pemimpin, berkemampuan cukup, memiliki manajemen waktu yang baik, bebas dari narkoba dan syarat lainnya. Untuk bisa terpilih, pengurus OSIS dapat dicalonkan oleh perwakilan kelas maupun mendaftar sendiri. Tugas OSIS lainnya adalah penyampaian Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepada Pembina OSIS dan perwakilan kelas. Dalam mengerjakan tugasnya, pengurus OSIS harus selalu berkomunikasi dengan pembina OSIS.
Ketiga perangkat OSIS diatas merupakan perangkat OSIS dasar yang sejak dulu ada di sekolah. Meski begitu, terdapat perbedaan perangkat OSIS di zaman kini, sepertinya tidak adanya perangkat Perwakilan Kelas di dalam struktur OSIS. Di beberapa sekolah, peran perwakilan kelas ini dipisahkan menjadi lembaga yang disebut Majelis Permusyawaratan Kelas atau MPK.
Secara struktur, lembaga ini tidak berada di bawah OSIS, namun tetap berkordinasi aktif dengan OSIS. Peran MPK ini juga sama dengan peran perwakilan kelas sebagaimana disebutkan diatas. Setiap sekolah memiliki bentuk organisasi OSISnya masing masing sehingga penamaan lembaga perwakilan kelas ini mungkin berbeda beda untuk tiap sekolah baik di SMP maupun SMA.
Manfaat OSIS
Adanya OSIS tentunya memberikan dampak yang positif baik bagi pengusnya, siswa dan sekolah secara umum. Kegiatan yang dilakukan OSIS dapat memberikan manfaat bagi siswa di sekolah tersebut. Berikut adalah daftar manfaat yang dapat ditimbulkan oleh OSIS:
Salah satu aspek pembinaan dalam OSIS adalah meningkatkan kepemimpinan. Peningkatan kepemimpinan ini dapat berupa penambahan kemampuan seorang siswa dalam menggerakan sumber daya yang dimilikinya secara efektif.
Keahlian manajemen merupakan skill penting yang wajib dimiliki seseorang. Mempelajadi skill ini semenjak sekolah dengan OSIS adalah pilihan yang sangat baik bagi para siswa. Dengan OSIS, siswa mampu melatihan kemampuan mengatur, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program kesiswaan.
Pengalaman organisasi merupakan manfaat yang berharga yang akan didapat siswa dari OSIS. Pengetahuan tentang organisasi penting bagi siswa sehingga nantinya bisa langsung bekerjasama bila masuk organisasi selain OSIS, misalnya saat memasuki dunia kerja nanti.
Skill lain yang juga dapat dikembangkan di OSIS adalah kerjasama dalam tim. Di OSIS, siswa diajarkan untuk bisa bekerjasama dengan siswa lainnya untuk mencapai tujuan OSIS. Kerjasama di OSIS juga dapat berupa kerjasama antara siswa dan pembina OSIS, yang mana merupakan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan beberapa guru. Kemampuan bekerja dengan pihak yang lebih senior dan memiliki jabatan lebih tinggi akan melatih diri siswa untuk bisa bekerja sesuai dengan porsi dan tanggung jawab yang dimilikinya.
Selain mendapat manfaat untuk diri sendiri, OSIS juga memberikan peluang untuk berkontribusi bagi pihak lain semisal sekolah, lingkungan sekitar maupun negara. Siswa dapat menyusun dan melaksanakan program kerja yang dapat bermanfaat untuk siswa lainnya maupun masyarakat yang lebih luas. Misalnya, kegiatan bakti sosial atau donor darah akan sangat bermanfaat bukan hanya bagi siswa namun juga masyarakat umum lain di luar sekolah.
Dilihat dari sejarah OSIS dapat dikatakan sebagai organisasi di sekolah yang sudah lama berdiri. OSIS kini berkembang menjadi semakin baik dengan format yang mungkin berbeda dari awal pembentukannya. Meski begitu, OSIS tetap memiliki semangat untuk melakukan pembinaan terhadap siswa di sekolah agar bisa bermanfaat bagi negara.